Selama bekerja di travel , sudah
banyak melayani para pembeli tiket dengan karakter yang beragam . ada yang
jutek, sok tau, ramah, hangat dan ada yang suka curhat. Selama kerja di travel juga
aku sudah banyak mendengar curhatan para pembeli di sela mereka membeli tiket,
kebanyakan dari mereka adalah wanita. Biasa, wanita memang sering ingin berbagi
ketika mereka sedih untuk meringankan sesak di dada, berbeda dengan laki-laki. Dan
begitu banyak kisah yang kudengar dari mereka langsung. memang sperti biasa aku
akan sedikit kepo menanyakan kenapa mereka pergi ke tempat tujuannya, agar
mereka tidak bosan saat menungguku memproses tiketnya, dan disitulah curhatan
mereka dimulai.
Yang pertama namanya bu yati, dia
adalah wanita berumur sekitar 35 tahun, dengan 2 anak, beliau membeli tiket
untuk pulang kampung ke jogja karena suaminya telah meninggalkan mereka dan tak
pernah menafkahi mereka selama berbulan2 bahkan saat bu yati sedang hamil anak
kedua sampai melahirkan, dan pada saat melahirkan yang menjaga dan mengurus bu
yati hanya perawat dan anak pertamanya yang perempuan berumur 7 tahun, aku
tidak bisa membayangkan bagaimana anak sekecil itu harus mengurus ibunya
dirumah sakit dan harus di paksa mengerti apa yang terjadi pada keluarga
kecilnya, jadi tidak heran ketika ku bertanya padanya mengenai ayahnya, dia
hanya menjawab ayahnya sudah mati.
Yang kedua namanya santi, wanita
berumur 30 tahun, dia membeli tiket tujuan Pontianak, dia adalah warga Negara Malaysia,
ketika kutanya tujuannya ke Indonesia dia menceritakan bagaimana dia dari Malaysia
lalu ke medan terus ke batam lalu akan ke pontianak untuk mencari keberadaan
suaminya yang tak pernah memberi kabar. Padahal saat itu dia tengah hamil 3
bulan, bayangkan ketika wanita hamil muda anak pertama yang seharusnya bermanja
dengan suami malah harus berjuang mencari suami sendiri untuk mengahrap kasih
sayangnya, sungguh menyedihkan, ditengah dia bercerita aku bisa melihat dia
berusaha menahan air mata yang tergenang di pelupuk matanya agar tidak jatuh. Sayangnya
aku hanya bisa mengatakan kata sabar untuknya.
Yang ketiga bernama siti aisyah,
wanita berusia 33 tahun. Pembawaannya yang ceria membuat kita tidak akan
mengira dia punya kisah sedih yang disimpannya. Dia adalah seorang janda,
beranak satu, yang harus berjuang kerja di perusahaan sebagai buruh untuk menghidupi
anak semata wayangnya, sementara ibu dan ayah nya sudah tiada, dia meniggalkan kampong
halaman setelah bercerai dengan suaminya yang kawin lagi dengan perempuan lain. Lebih sedih lagi ketika dia harus berpisah dengan anaknya karena harus ke Batam untuk bekerja, karena di kampung sangat susah mencari lapangan pekerjaan.Sungguh ironis
Itulah cerita mereka, cerita yang
menggambarkan bagamana buruknya laki-laki yang telah menikahi mereka, yang
mungkin pada awalnya mereka sangat bahagia dan berharap pernikahan itu abadi. Cerita
mereka membuat aku mulai bertanya dalam hati” bagaimana ceritaku nanti??” dalam
hati ku sematkan doa “ ya Allah jodohkan hamba dengan seseorang yang menyayangi
hamba dan mencintaiMu, jangan jodohkan hamba dengan laki-laki seperti yang
dialami oleh wanita2 itu, karena mungkin hamba tidak akan sanggup melaluinya”
Sungguh aku sangat kagum dengan
mereka, walau pahit mereka masih bisa berdiri dan berjuang. Untuk para lelaki,
jangan sia2kan wanita, karena ibu mu juga wanita.