Senin, 24 November 2014

cerita kita



Gelak tawa dalam kesedihan
Air mata dalam kebahagiaan
Suka dan duka dalam kehidupan
Menghiasi hidup penuh perjuangan

Dalam bingkai kehidupan dunia
Yang seperti fatamorgana
Asa, cita dan cinta
Berpadu dalam rangkaian kata penuh makna

Beragam cerita tercipta
Sedih , bahagia dan kecewa
Tak ada yang sempurna
Manusia dalam cerita nyata dan sandiwara

Si miskin sedih dan berduka
Si kaya tersenyum bahagia
Seperti itu gambaran mereka
Apakah begitu hakikatnya?

Bukan karena miskin lantas berduka
Bukan karena kaya lantas bahagia
Tapi cinta dalam jiwa kita
Membuat semua indah dan bermakna


Allah menguji iman kita
Sedalam mana cinta kita padaNya
Tersakiti , menyakiti, bahagia dan sengsara
Itu adalah ujianNya

Ancaman neraka dan janji surga
Tak lantas membuat manusia bertakwa
Mana akal mana logika?
Alam semesta tercipta bukan karena kebetulan semata

Tapi yang hatinya terkunci tak menyadarinya
Meski ribuan nasehat diberikan padanya
Apakah kita salah satunya?
Fikirkan lah wahai diri yang hina

oleh : Zuriatil Ahda









Minggu, 23 November 2014

JANGAN PUTUS ASA



Takkan habis Tanya dalam hati, ketika kegundahan itu datang menghampiri. Pertanyaan – pertanyaan yang selalu sama mengenai hidup ini. Sebuah tabir kehidupan yang ku coba mengerti dan pahami. Terlalu samar untuk ku lihat, terlalu halus untuk ku raba, terlalu kabur untuk ku baca. Jalan hidupku seperti sebuah tanda Tanya yang entah sampai kapan akan kutemukan jawabannya. Jenuh. Kadang itu yang meraja di dada. Kadang ingin akhiri semua , menjawab sekenanya, tapi nurani masih bicara untuk tidak melakukannya.

Seperti pohon yang kering , burungpun enggan untuk bertengger di atasnya, berharap aku punya daun untuk mereka berteduh dan paling tidak sama dengan pohon lainnya. Paling tidak sama. Paling tidak sama. Itulah yang ada difikiranku. Aku ingin seperti mereka. Seperti pohon lainnya yang sering disinggahi oleh burung2 yg cantik jelita.

Aku merasa putus asa, aku berfikir hidupku tak berguna, lebih baik aku tumbang saja. Aku sedih dan kecewa, dengan satu pertanyaan di kepala, mengapa , mengapa dan mengapa. Mengapa aku tidak seperti mereka? Mengapa aku berbeda?

Allah sepertinya mengerti aku sedang gundah gulana, dia berikan aku seekor burung indah yang membuat sangkarnya di dahanku dan bertelur disana, aku mulai bahagia, aku tidak kesepian lagi, aku terhibur dengan suara cicitan bayi burung yang baru menetas, aku begitu bahagia dan merasa hidupku berguna. Tapi itu tidak berlangsung lama, ketika anak2 burung itu mulai bisa terbang perlahan mereka mulai meninggalkanku, mencari pohon sendiri yang menurut mereka lebih indah dan nyaman.

Aku kesepian lagi, kali ini lebih menyakitkan, aku mulai mengutuk takdir,mengapa semua terjadi padaku?? Di tengah kegundahan hati itu aku mulai putus asa, daun ku yang dulu ada mulai gugur perlahan karena kesedihanku. Ini sungguh tidak adil. Di tengah kesedihanku aku melihat ada seseorang memperhatikanku, dia membawa perkakas2, aku fikir dia akan menebangku, bodo amat, aku sudah tak perduli , lebih baik dia menebangku. Lalu dia mulai memanjat dahanku perlahan, tunggu dulu, bukankah kau bisa menebangku tanpa menaikiku??? Dia tak menjawab, ditangannya ada tali temali aku tidak tahu persis apa itu. Tapi aku biarkan saja, aku sudah putus asa, aku biarkan dia menaiki dahanku di saat aku tidur siang.

Malam hari aku terbangun, aku terkejut melihat manusia banyak sekali di bawahku, sedang apa mereka?? Mereka memandangku dengan penuh kekaguman, aku tidak mengerti, aku Cuma pohon kering yang tak bernilai sama sekali. Kemudian aku mulai melihat diri sendiri, dahan ku bersinar, dihiasi lampu kelap kelip yang cantik, rupanya siang tadi seseorang sedang menghiasku, dan dia sekarang sedang bernyanyi dibawahku, ternyata dia menjadikanku indah untuk dia mengamen di bawahnya, dan sekarang aku tak pernah kesepian lagi.

Selalu ada hikmah dibalik semua cerita hidup kita, jangan putus asa dan mengutuk takdir, karena semua akan indah pada saatnya, karena Allah adalah sebaik-baik perencana.

Sabtu, 22 November 2014

ALLAH, JANGAN TINGGALKAN HAMBA



Tak sepantasnya aku mengeluh
Ketika begitu banyak nikmat yg ku rengkuh
Dari siapa lagi kalau bukan dariMu
Tapi tak pernah kusadari itu

Tak terpikir oleh otak ku
Tapi terasa oleh hatiku
Ketika semua terlihat sempurna
Tapi gelisah tetap meraja

Ketika jiwa terasa hampa
Entah karena apa dan mengapa
Kubertanya pada mereka
Tapi mereka tak bisa menjawabnya

Dalam sunyi kurangkai kata
Kulafazkan padaNya dengan terbata
Kegundahan hati yang kurasa
Kuungkapkan dengan sepenuh jiwa

Allah engkau yang kuasa
Membolak balik hati hamba
Mohon isikan kekosongan jiwa
Dengan cintaMu, dengan rahmatMu

Allah, kepada siapa lagi hamba mengadu
Sedang semua hanya milikMu
Kepada siapa hamba berteduh
Sedang seisi alam padaMu bersimpuh

Ya Allah mohon jangan tinggalkan hamba………..


oleh : Zuriatil Ahda



Rabu, 05 November 2014

BATAMKU SUDAH TAK AMAN



Ditengah hiruk pikuk kota batam
Yang dulu tenang sekarang berisik
Yang dulu lengang sekarang sempit.
Dimana2 ada bangunan
Perumahan baru bermunculan,
Mall-mall berdiri dengan centilnya menawarkan belanjaan

Batam seolah menjadi kota metropolitan,
Gadis-gadis sudah tak memperdulikan penampilan sopan,
Lebih peduli dengan fesyen agar tak terlihat kampungan.
Kemana-mana berdandan.

Terlihat pemuda berkeliaran seperti kurang kerjaan
Nongkrong sampai larut malam sambil memandangi gadis –gadis yang pulang  kerja tengah malam
Lalu dengan siulan menawarkan perkenalan
Siapa tau bisa mengajak mereka pacaran,
Agar diri yang pengangguran masih bisa makan,

Batam katanya lagi musim jambret
Gimana gak musim? para pengangguran banyak yang kepepet,
Untuk memenuhi kebutuhan yg seabrek
Di tambah lagi BBM bentar lagi naek.

Batam ku sudah tak aman
Siapa yang harus kusalahkan?
Orang2nya atau pemerintahan?
Ayolah kawan perbanyak iman
Agar terwujud kembali Batam aman dan nyaman

OLEH : Zuriatil Ahda

SAMPAI KAPAN ?




Sampai kapan????
Entah sampai kapan pertanyaan ini akan  terjawab???
Sampai kapan aku bisa melupakanmu?                               
Sampai kapan aku sendiri?
Sampai kapan aku bosan?
Sampai kapan aku menunggu?
Sampai kapan aku hidup?? Inilah pertanyaan terakhirnya yang akhirnya memaksaku melupakan pertanyaan sebelumnya, yahh sampai kapan aku hidup?
Kita semua tau semua yang hidup pasti akan mati, dan mati adalah rahasia Ilahi. Mengapa Allah merahasiakan mati??

Coba kita bayangkan bagaimana seandainya jika kita tahu kapan kita akan mati, misalnya anda sudah tau hidup anda masih 20 tahun lagi,bagaimana sikap anda? Saya rasa akan sangat sedikit sekali yang bersikap baik dan biasa seperti dia tak kan tau kapan dia mati, kebanyakan orang pasti bersikap semaunya, gak peduli salah dan dosa, toh masih 20 tahun lagi, jangka waktu yang lama untuk bisa bertobat. Kan Allah maha pengampun. lalu dunia akan kacau balau, itulah alasannya mengapa Allah merahasiakan mati. Setidaknya menurut saya,hanya Allah yang maha tahu segalanya.

Kembali ke pertanyaan2 tadi, aku sudah tak peduli dengan sampai kapan aku sendiri dan sampai kapan aku bosan, karena mungkin aku akan mati sebelum aku bosan , dan sudah dipastikan aku pasti sendiri di alam kubur sana, jadi aku mulai berfikir untuk mencari penerang di alam sana ketika aku harus berhadapan dengan Nya sendiri, untuk mempertanggung jawabkan perbuatan ku sendiri, jadi biarlah kesendirian ini jadi latihan untuk menuju kesendirian yang sebenarnya. Ya Allah ,bimbing hamba……

 SAAT KESENDIRIAN HAKIKI

Kapankah benar-benar kita sendiri …??
Kesendirian bukanlah orang yg menduda,bukanlah yg menjanda,
Dan bukan pula yang menjomblo...

Kesendirian hakiki adalah kesendirian yg bermula saat malaikat maut menjemput kita.
~ saat sekarat kita hanya sendiri
~ saat di atas pemandian dan kranda kita hanya sendiri..
~ ketika di liang lahat kita hanya sendiri..
~ saat malaikat bertanya kita hanya sendiri..
~ saat nanti di bangkitkan kita hanya akan sendiri..
~ saat di hisab pun kita hanya sendiri..
~ saat keputusan terakhir,apakah surga ataukah Neraka pun kita hanya sendiri..
※※※ YA KITA HANYA SENDIRI ※※※
Maka cintailah diri kita sendiri dg cara mengabdikan jiwa raga hanya untuk Allah yg maha mengasihi..

( Musa Mulyadi Luqman )