Minggu, 23 November 2014

JANGAN PUTUS ASA



Takkan habis Tanya dalam hati, ketika kegundahan itu datang menghampiri. Pertanyaan – pertanyaan yang selalu sama mengenai hidup ini. Sebuah tabir kehidupan yang ku coba mengerti dan pahami. Terlalu samar untuk ku lihat, terlalu halus untuk ku raba, terlalu kabur untuk ku baca. Jalan hidupku seperti sebuah tanda Tanya yang entah sampai kapan akan kutemukan jawabannya. Jenuh. Kadang itu yang meraja di dada. Kadang ingin akhiri semua , menjawab sekenanya, tapi nurani masih bicara untuk tidak melakukannya.

Seperti pohon yang kering , burungpun enggan untuk bertengger di atasnya, berharap aku punya daun untuk mereka berteduh dan paling tidak sama dengan pohon lainnya. Paling tidak sama. Paling tidak sama. Itulah yang ada difikiranku. Aku ingin seperti mereka. Seperti pohon lainnya yang sering disinggahi oleh burung2 yg cantik jelita.

Aku merasa putus asa, aku berfikir hidupku tak berguna, lebih baik aku tumbang saja. Aku sedih dan kecewa, dengan satu pertanyaan di kepala, mengapa , mengapa dan mengapa. Mengapa aku tidak seperti mereka? Mengapa aku berbeda?

Allah sepertinya mengerti aku sedang gundah gulana, dia berikan aku seekor burung indah yang membuat sangkarnya di dahanku dan bertelur disana, aku mulai bahagia, aku tidak kesepian lagi, aku terhibur dengan suara cicitan bayi burung yang baru menetas, aku begitu bahagia dan merasa hidupku berguna. Tapi itu tidak berlangsung lama, ketika anak2 burung itu mulai bisa terbang perlahan mereka mulai meninggalkanku, mencari pohon sendiri yang menurut mereka lebih indah dan nyaman.

Aku kesepian lagi, kali ini lebih menyakitkan, aku mulai mengutuk takdir,mengapa semua terjadi padaku?? Di tengah kegundahan hati itu aku mulai putus asa, daun ku yang dulu ada mulai gugur perlahan karena kesedihanku. Ini sungguh tidak adil. Di tengah kesedihanku aku melihat ada seseorang memperhatikanku, dia membawa perkakas2, aku fikir dia akan menebangku, bodo amat, aku sudah tak perduli , lebih baik dia menebangku. Lalu dia mulai memanjat dahanku perlahan, tunggu dulu, bukankah kau bisa menebangku tanpa menaikiku??? Dia tak menjawab, ditangannya ada tali temali aku tidak tahu persis apa itu. Tapi aku biarkan saja, aku sudah putus asa, aku biarkan dia menaiki dahanku di saat aku tidur siang.

Malam hari aku terbangun, aku terkejut melihat manusia banyak sekali di bawahku, sedang apa mereka?? Mereka memandangku dengan penuh kekaguman, aku tidak mengerti, aku Cuma pohon kering yang tak bernilai sama sekali. Kemudian aku mulai melihat diri sendiri, dahan ku bersinar, dihiasi lampu kelap kelip yang cantik, rupanya siang tadi seseorang sedang menghiasku, dan dia sekarang sedang bernyanyi dibawahku, ternyata dia menjadikanku indah untuk dia mengamen di bawahnya, dan sekarang aku tak pernah kesepian lagi.

Selalu ada hikmah dibalik semua cerita hidup kita, jangan putus asa dan mengutuk takdir, karena semua akan indah pada saatnya, karena Allah adalah sebaik-baik perencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar