Judul artikel saya kali ini agak aneh ya, saya menyuruh anda untuk belajar ke anak kecil, bukannya suruh melihat atau meniru orang yang sudah sukses tetapi menyuruh untuk belajar ke anak kecil, kenapa saya menyuruh anda belajar dari anak kecil? ayo kita mulai pembelajaran ini dengan memposisikan seperti anak kecil yang selalu siap sedia menerima ketika didongengkan oleh orang tuanya, he.he.Bagi anda yang sudah memiliki anak kecil usia 4-5 tahun, atau sampai 7 tahun lah, itu usia dimana anak-anak masih sangat lucu dan membuat kita sebagai orang tua selalu ingin bersamanya. benar kan?Coba perhatikan anak kecil seusia seperti itu, lihat tingkah lakunya ya. Apa yang ada di pikiran anda ketika melihat tingkah polah anak-anak usia segitu?
Tentu yang anda lihat adalah spontanitas,
dimana anak-anak ketika dia ingin sesuatu maka dia cukup meminta kepada
siapapun yang ada didekatnya, bahkan kalau ke orang tuanya dia meminta
sambil menangis. Anak-anak tidak pernah berpikir, kapan waktunya
meminta, kapan waktunya menangis, pernahkah anda melihat anak anda
mengatur waktunya untuk menangis?disaat dia ingin menangis, maka
langsung saja dia menangis. Perhatikan ya, anak kecil bertindak secara
spontan, artinya tidak lagi mementingkan logika, tidak banyak berpikir.
Jika secara ilmiahnya, maka anak kecil ini selalu bekerja menggunakan
pikiran bawah sadarnya. Perlu kita tiru juga nih..lakukan spontan saja
ya..
Lalu coba lihat lagi, anak kecil selalu
mengkondisikan dirinya untuk selalu happy, selalu ceria, bahkan dengan
berbagai benda yang ada ditanganya dia bisa happy, bisa bermain bisa
bahagia, dengan apapun ya. Bahkan dengan semut-semut yang lewat pun
anak-anak bisa bermain, yang awalnya nangis ketika kita berikan
mainannya maka dia pun berhenti menangis karena kembali asik dengan
dunianya. Cepat banget ya anak-anak ini happy, alias bahagianya cepat
banget, artinya anak-anak membebaskan dunianya dari kekesalan, dari
kebencian dan lebih memilih untuk tetap bahagia, untuk tetap ceria,
benar kan? Kalau gitu, coba seandainya anda, setiap saat memilih untuk
hanya melakukan kebaikan, untuk selalu ceria, untuk selalui bahagia. Itu
kan dari sikap kita sendiri, kalau kita memilih susah ya tentu susah
yang didapat, kalau memilih bahagia maka ya mendapatnya bahagia. Yuk,
mulai saat ini memilih untuk membuat happy dan membuat bahagia.
Kalau anak anda sedang bahagia, sedang
happy, apa perasaan anda sebagai orang tua?happy juga kan?mana mungkin
kalau anak anda sedang happy, lalu andanya malah marah dan
sedih?he.he.artinya benar dong kalau anak kecil memilih untuk happy dulu
baru bisa membahagiakan happynya kepada orang lain. Nah, kalau begitu
anda sebelum memberikan kebahagiaan kepada orang lain maka buatlah diri
anda bahagia dulu.
Apa lagi ya, oh ya, anak kecil senang
betul bermain-main dengan imajinasinya. Ketika saya beberapa hari yang
lalu bertemu dengan beberapa alumni AMC di sebuah hotel di Jakarta, ada
anak kecil yang datang ke meja kami, lalu anak kecil ini menyapa salah
satu alumni, “om sudah sarapan, yuk makan!”, dijawab lah sama alumni
ini, “ya..yuk”, lalu anak kecil ini menyodorkan tangannya yang kosong
tanpa isi sambil mengatakan “ini pizzanya om, dimakan yuk”, lalu
diteruskan sambil makan sendiri ke dirinya, dengan seolah-olah seperti
makan. Dan tiba-tiba bilang lagi, “yaaa..sudah abis om pizzanya”.
Perhatian tingkah anak ini, mungkin anak anda pernah kan seperti itu,
atau malah berbicara sendiri, saya bilang ke teman-teman alumni tadi,
itu namanya “pizza virtual” he.he.Itu adalah hasil dari imajinasinya,
kalaupun kita mengatakan pizzanya tidak ada, maka si anak akan tetap
ngotot bahwa ada pizzanya.
Benar kata Einstein, bahwa IMAJINASI
lebih penting dari PENGETAHUAN. Nah kalau begitu bebaskan imajinasi
anda, karena Imajinasi tidak mengenal ruang waktu. Karena IMAJINASI
memiliki POWER, di dalam workshop Alpha Mind Control saya mencoba
membimbing anda dalam mengontrol IMAJINASI anda.
Asik kan berada didunia anak kecil, penuh warna, penuh imajinasi, penuh kebahagiaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar